menggabungkan router static,rip, eigrp pada sebuah jaringan dan contoh penerapannya
08.31 |
Ass. ini adalah tugas ke lima jarkom: Cisco, siapa yang tidak kenal nama ini,
apa lagi orang yang bergelut di bidang IT. Cisco adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang IT khususnya adalah hardware,
walaupun sekarang sudah banyak mengeluarkan software. Produk unggulan
dari Cisco sendri adalah router. Router Cisco terkenal handal dan stabil
serta tahan lama. Banyak perusahaan besar yang menggunakan router ini
untuk menghubungkan kantor-kantor cabangnya.
Routing sendiri adalah sebuah proses yang
berguna untuk meneruskan paket-paket dari sebuah jaringan ke jaringan
lainnya, dan biasanya routing ini dilakukan dengan menggunakan router.
Pada tulisan ini saya tidak akan membahas tentang kelebihan dan
kekurangan dari router Cisco, namun saya akan membahas bagaimana cara
melakukan static routing dan dinamic routing dalam router Cisco, di mana
untuk dinamic routing saya akan menggunakan protokol EIGRP (EIGRP akan
dijelaskan nanti). Namun sebelum saya menjelaskan bagaimana melakukan
konfigurasi static dan dinamic routing pada router Cisco ada baiknya
saya sedikit memaparkan pengertian static dan dinamic routing serta
kelebihan dan kekurangannya
- Static routing adalah di mana seorang administrator melakukan routing secara manual. Mendefenisikan setiap network yang akan dihubungkan pada router-router yang akan digunakan.
- Dinamic routing adalah dimana administrator hanya melakukan sedikit konfigurasi (bisa dikatakan hanya mengaktifkan rule dinamic routing) pada setiap router yang akan dikomunikasikan, dan untuk kemudian router-router tersebut otomatis akan mendefenisikan network-network yang terhubung.
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari static dan dinamic routing adalah sebagai berikut.
- Konfigurasi static routing memiliki kompleksitas yang bergantung pada jumlah network yang terhubung, sedangkan dinamic routing tidak, baik besar maupun kecil jumlah network yang akan dihubungkan, konfigurasi pada dinamic routing tetap sederhana.
- Jika terjadi pengubahan topologi, maka konfigurasi pada static routing (routing table) harus ditambah, dikurangi atau bahkan harus diubah keseluruhan, sedangkan pada dinamic routing tidak perlu adanya pengubahan pada konfigurasi routing (routing table).
- Static routing biasa digunakan pada jaringan dengan skala menengah kebawah, sedangkan dinamic routing biasa digunakan untuk jaringan sekala besar.
- Static routing memiliki tingkat keamanan yang baik, sedangkan dinamic routing tidak, karena jika ada seseorang yang menambakan sebuah router di dalam jaringan tersebut, maka router tersebut akan bisa langsung terkoneksi, dan hal itu bisa berbahaya.
- Static routing menggunakan sumber daya yang sedikit, baik itu processor, memori, maupun bandwidth, sedangkan dinamic routing menggunakan sumber daya lebih banyak.
Setelah mengerti pengertian, kelebihan
dan kekurangan dari static dan dinamic routing, berikutnya akan saya
paparkan contoh penerapan dari static dan dinamic routing menggunakan
router Cisco. Pada tutorial ini saya menggunakan software Packet Tracert
versi 5.3.0.0088.
Diatas terlihat sebuah simulasi jaringan
antar kota yang menggunakan router untuk menghubungkan setiap kota. Pada
router Medan dan Bali saya menambahkan sebuah modul yang bernama
WIC-1T. WIC-1T adalah modul yang dipasangkan pada router Cisco yang
digunakan sebagai port serial, sedangkan pada router Jakarta saya
menambahkan 2 buah modul WIC-1T, karena router ini berada
ditengah-tengah sehingga dibutuhkan 2 buah WIC-1T untuk menghubungkan 2
router lainnya. Berikut ini adalah konfigurasi dasar sebelum routing
ditambahkan, baik static atau dinamic pada masing-masing router:
Router Medan:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname MEDAN
MEDAN(config)#interface fastEthernet 0/0
MEDAN(config-if)#description TO-LAN
MEDAN(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
MEDAN(config-if)#no shutdown
MEDAN(config-if)#exit
MEDAN(config)#interface serial 0/0/0
MEDAN(config-if)#description TO-JAKARTA
MEDAN(config-if)#ip address 10.10.1.1 255.255.255.252
MEDAN(config-if)#clock rate 64000
MEDAN(config-if)#no shutdown
MEDAN(config-if)#exit
MEDAN(config)#exit
MEDAN#copy running-config startup-config
Router#configure terminal
Router(config)#hostname MEDAN
MEDAN(config)#interface fastEthernet 0/0
MEDAN(config-if)#description TO-LAN
MEDAN(config-if)#ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
MEDAN(config-if)#no shutdown
MEDAN(config-if)#exit
MEDAN(config)#interface serial 0/0/0
MEDAN(config-if)#description TO-JAKARTA
MEDAN(config-if)#ip address 10.10.1.1 255.255.255.252
MEDAN(config-if)#clock rate 64000
MEDAN(config-if)#no shutdown
MEDAN(config-if)#exit
MEDAN(config)#exit
MEDAN#copy running-config startup-config
Router Jakarta
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname JAKARTA
JAKARTA(config)#interface fastEthernet 0/0
JAKARTA(config-if)#description TO-LAN
JAKARTA(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#interface serial 0/0/0
JAKARTA(config-if)#description TO-MEDAN
JAKARTA(config-if)#ip address 10.10.1.2 255.255.255.252
JAKARTA(config-if)#clock rate 64000
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#interface serial 0/1/0
JAKARTA(config-if)#description TO-BALI
JAKARTA(config-if)#ip address 11.11.1.1 255.255.255.252
JAKARTA(config-if)#clock rate 64000
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#exit
JAKARTA#copy running-config startup-config
Router#configure terminal
Router(config)#hostname JAKARTA
JAKARTA(config)#interface fastEthernet 0/0
JAKARTA(config-if)#description TO-LAN
JAKARTA(config-if)#ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#interface serial 0/0/0
JAKARTA(config-if)#description TO-MEDAN
JAKARTA(config-if)#ip address 10.10.1.2 255.255.255.252
JAKARTA(config-if)#clock rate 64000
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#interface serial 0/1/0
JAKARTA(config-if)#description TO-BALI
JAKARTA(config-if)#ip address 11.11.1.1 255.255.255.252
JAKARTA(config-if)#clock rate 64000
JAKARTA(config-if)#no shutdown
JAKARTA(config-if)#exit
JAKARTA(config)#exit
JAKARTA#copy running-config startup-config
Router Bali
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#hostname BALI
BALI(config)#interface fastEthernet 0/0
BALI(config-if)#description TO-LAN
BALI(config-if)#ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
BALI(config-if)#no shutdown
BALI(config-if)#exit
BALI(config)#interface serial 0/0/0
BALI(config-if)#description TO-JAKARTA
BALI(config-if)#ip address 11.11.1.2 255.255.255.252
BALI(config-if)#clock rate 64000
BALI(config-if)#no shutdown
BALI(config-if)#exit
BALI(config)#exit
BALI#copy running-config startup-config
Router#configure terminal
Router(config)#hostname BALI
BALI(config)#interface fastEthernet 0/0
BALI(config-if)#description TO-LAN
BALI(config-if)#ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
BALI(config-if)#no shutdown
BALI(config-if)#exit
BALI(config)#interface serial 0/0/0
BALI(config-if)#description TO-JAKARTA
BALI(config-if)#ip address 11.11.1.2 255.255.255.252
BALI(config-if)#clock rate 64000
BALI(config-if)#no shutdown
BALI(config-if)#exit
BALI(config)#exit
BALI#copy running-config startup-config
Dengan konfigurasi diatas koneksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
- Router Medan dapat berkomunikasi dengan router Jakarta
- Router Jakarta dapat berkomunikasi dengan router Bali
- Router Medan tidak dapat berkomunikasi dengan router Bali
- LAN Medan tidak dapat berkomunikasi dengan LAN Jakarta
- LAN Jakarta tidak dapat berkomunikasi dengan LAN Bali
- LAN Medan tidak dapat berkomunikasi dengan LAN Bali
Agar semua node bisa saling berkomunikasi
maka dilakukanlah routing. Berikut adalah routing dari masing-masing
router menggunakan static dan dinamic routing. Untuk menambahkan
routingan (routing table), administrator harus masuk ke mode globar
configuration nama-router(config)# dengan mengetikkan:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#
Router#configure terminal
Router(config)#
.
1. STATIC SROUTING
1.1 Router Medan
MEDAN>enable
MEDAN#configure terinal
MEDAN(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
MEDAN(config)#ip route 11.11.1.0 255.255.255.252 serial 0/0/0
MEDAN(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
MEDAN#configure terinal
MEDAN(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
MEDAN(config)#ip route 11.11.1.0 255.255.255.252 serial 0/0/0
MEDAN(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Penjelasan:
MEDAN(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
Routing di atas digunakan agar:
- Router Medan bisa berkomunikasi dengan LAN Jakarta.
- LAN Medan bisa berkomunikasi dengan LAN Jakarta.
MEDAN(config)#ip route 11.11.1.0 255.255.255.252 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
Routing di atas digunakan agar:
- Router Medan bisa berkomunikasi dengan router Bali
- LAN Medan bisa berkomunikasi dengan router Bali
MEDAN(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
Routing di atas digunakan agar:
- Router Medan bisa berkomunikasi dengan LAN Bali.
- LAN Medan bisa berkomunikasi dengan router Bali
1.2 Router Jakarta
JAKARTA(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
Routing di atas digunakan agar:
- Router Jakarta bisa berkomunikasi dengan LAN Medan.
- LAN Jakarta bisa berkomunikasi dengan LAN Medan.
JAKARTA(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/1/0
Routing di atas digunakan agar:
Routing di atas digunakan agar:
- Router Jakarta bisa berkomunikasi dengan LAN Bali.
- LAN Jakarta bisa berkomunikasi dengan LAN Bali.
1.3 Router Bali
BALI(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
Routing di atas digunakan agar:
- Router Bali bisa berkomunikasi dengan LAN Medan.
- LAN Bali bisa berkomunikasi dengan LAN Medan.
BALI(config)#ip route 10.10.1.0 255.255.255.252 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
Routing di atas digunakan agar:
- Router Bali bisa berkomunikasi dengan router Medan.
- LAN Bali bisa berkomunikasi dengan router Medan
BALI(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
Routing di atas digunakan agar:
Routing di atas digunakan agar:
- Router Bali bisa berkomunikasi dengan LAN Jakarta.
- LAN Bali bisa berkomunikasi dengan LAN Jakarta.
Ingat, pada 1 router hanya bisa
mendefenisikan jalan untuk paket keluar, namun jalan untuk paket masuk
tidak bisa. Misalnya, melakukan ping dari LAN Medan ke LAN Jakarta, jika
hanya pada router Medan yang dilakukan routing agar bisa menuju LAN
Jakarta, ping tidak akan pernah berhasil, karena pada router Jakarta
routing untuk menuju LAN Medan tidak ada, jadi paket tidak akan pernah
dikirim kembali ke LAN Medan, sehingga ping akan RTO (Request Time Out).
Itulah mengapa pada router Medan ada routing yang bertujuan untuk
mengenalkan LAN Jakarta, dan begitu juga router Jakarta terdapat routing
yang bertujuan untuk mengenalkan LAN Medan, itu dilakukan agar paket
bisa pergi dan bisa pulang.
2. ROUTING DINAMIC MENGGUNAKAN PROTOKOL EIGRP
Seperti yang sudah dijelaskan di atas
bahwa routing dinamic bermanfaat untuk jaringan dengan skala besar,
dimana routing dinamic bisa membuat kerja administrator menjadi sangat
ringan. Walaupun biasanya digunakan dalam skala besar, namun bukan
berarti routing dinamic tidak bisa digunakan dalam network skala kecil.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protokol)
adalah salah satu protokol routing yang hanya bisa digunakan di router
keluaran Cisco. Dimana protokol routing ini salah satu routing protocol
terbaik yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- EIGRP hanya bisa digunakan pada router Cisco.
- EIGRP adalah lanjutan dari protkol IGRP.
- EIGRP adalah protokol routing dengan sifat Link State, dimana akan melakukan update apabila terdapat perubahan pada topologi jaringan yang mempengaruhi routing table.
- Maksimum hop pada EIGRP adalah 250, hop lebih banyak dari RIP yang hanya bisa menampung 15 hop.
- EIGRP menggunakan Autonomous System (AS). AS number Adalah nomor identifikasi yang menyatakan bahwa beberapa router berada dalam satu ruang lingkup yang sama sehingga akan bisa melakukan komunikasi. Jika AS number ini berbeda pada router satu dengan yang lainnya, maka router-router tersebut tidak akan bisa berkomunikasi.
- EIGRP mendukung VLSM (Variable Lenght Subnet Mask).
Untuk contoh konfigurasinya masih
menggunakan contoh pada gambar di atas dimana konfigurasi dasarnya juga
sama. berikut ini adalah konfigurasi dari EIGRP pada masing-masing
router:
2.1 Router Medan
MEDAN>enable
MEDAN#configure terminal
MEDAN(config)#router eigrp 100
MEDAN(config-router)#network 192.168.1.0
MEDAN(config-router)#network 10.10.1.0
MEDAN(config-router)#exit
MEDAN(config)#exit
MEDAN#copy running-config startup-config
MEDAN#configure terminal
MEDAN(config)#router eigrp 100
MEDAN(config-router)#network 192.168.1.0
MEDAN(config-router)#network 10.10.1.0
MEDAN(config-router)#exit
MEDAN(config)#exit
MEDAN#copy running-config startup-config
2.2 Router Jakarta
JAKARTA>enable
JAKARTA#configure terminal
JAKARTA(config)#router eigrp 100
JAKARTA(config-router)#network 192.168.2.0
JAKARTA(config-router)#network 10.10.1.0
JAKARTA(config-router)#network 11.11.1.0
JAKARTA(config-router)#exit
JAKARTA(config)#exit
JAKARTA#copy running-config startup-config
JAKARTA#configure terminal
JAKARTA(config)#router eigrp 100
JAKARTA(config-router)#network 192.168.2.0
JAKARTA(config-router)#network 10.10.1.0
JAKARTA(config-router)#network 11.11.1.0
JAKARTA(config-router)#exit
JAKARTA(config)#exit
JAKARTA#copy running-config startup-config
2.3 Router Bali
BALI>enable
BALI#configure terminal
BALI(config)#router eigrp 100
BALI(config-router)#network 192.168.3.0
BALI(config-router)#network 11.11.1.0
BALI(config-router)#exit
BALI(config)#exit
BALI#copy running-config startup-config
BALI#configure terminal
BALI(config)#router eigrp 100
BALI(config-router)#network 192.168.3.0
BALI(config-router)#network 11.11.1.0
BALI(config-router)#exit
BALI(config)#exit
BALI#copy running-config startup-config
Bisa kita lihat di atas bahwa saya
menggunakan 100 sebagai Autonomous System (AS) atau AS number. AS number
ini bebas mau menggunakan berapa saja, yang penting sama antara satu
router dengan router lainnya. Namun, jika sudah harus menghubungkan
antara router di sebuah negara dengan router di negara lainnya, AS
number ini tidak bisa digunakan sembarangan, ada sebuah badan yang
mengurusnya, jadi kita harus menyewa AS number ini layaknya sebuah IP
public.
Sampai di sini dulu sedikit penjelasan
tentang static dan dinamic routing serta cara konfigurasinya, dimana
pada dinamic routing saya menggunakan routing protokol EIGRP. Semoga
tulisan saya ini bisa membantu bagi Anda yang sedang mempelajari
routing, baik static maupun dinamic.
VTP dan Penerapannya (Paket Tracer)
08.32 |
Assalamu’alaikum
Postingan tugas ke 3 untuk Memenuhi tugas Jarkom Dosen Bapak Martanto, S.kom, mengenai Definisi dan konfigurasi VTP.
Definisi VTP
- VTP adalah pesan protokol yang menggunakan lapisan 2 frame trunk untuk mengelola penambahan, penghapusan, dan penamaan kembali dari VLAN pada satu domain
- VTP dibuat untuk menyelesaikan permasalahan operasional jaringan pada VLAN:
- VTP mempunyai kemampuan melakukan trunk diatas perangkat media campuran seperti Ethernet danFDDI
- VTP memastikan konfigurasi konsistensi VLANmelalui suatu domain administratif
- VTP mengurangi keruwetan pengelolaan dan pemantauan jaringan VLAN
- VTP memungkinkan perubahan secara terpusat yang dikumunikasikan untuk semua switch pada jaringan
- VTP mempunyai pesan yang dibungkus (encapsulated) dalam frame protokol Inter-Switch Link (ISL) atau IEEE 802.1Q, dan dilewatkan melalui saluran trunk ke lain piranti
- Pada frame IEEE 802.1Q, 4 byte field ditambahkan pada frame tag
- Kedua format membawa VLAN ID
Operasi VTP
- Domain VTP dibuat dari satu atau lebih piranti yang tersambung yang berbagi nama domain VTP yang sama
- Switch hanya dapat didalam satu domain VTP
- Bermacam header VTP, tergantung pada tipe pesan dari VTP, tetapi secara umum, empat istilah ditemukan dalam semua pesan VTP:
- Versi protokol VTP: Versi 1 atau 2
- Tipe pesan VTP: Menunjukkan satu atau empat tipe
- Panjang nama domain managemen: Menunjukkan ukuran nama yang diikuti
- Nama domain managemen: Konfigurasi nama untuk domain managemen
Mode Operasi VTP
VTP memilih satu operasi dari tiga mode:
- Server
• Dapat membuat, modifikasi dan menghapus VLAN dankonfigurasi parameter VLAN untuk semua domain
• Server VTP menyimpan konfigurasi informasi VLAN dalam NVRAM
• Server VTP mengirim pesan VTP keluar ke semua port trunk
- Client
• Tidak dapat membuat, modifikasi, menghapus informasi VLAN
• Hanya dapat mengambil perubahan managemen VLAN
• Berguna untuk memindahkan kekurangan memori untuk disimpan pada
tabel informasi VLAN yang besar
• Hanya role dari klien VTP yang memproses perubahan VLAN dan mengirimkan pesan VTP keluar ke semua port trunk
- Transparent
• Melewatkan informasi managemen VLAN yang diterima dari switch lain, tetapi mengabaikan informasi yang berisi pesan
• Menambah VLANs local yang signifikan
• VLAN yang dibuat tidak termasuk dalam iklan (advertisement) VTP Let’s Config
1. Topologi

2. Tabel Addressing

3. Tujuan
- Agar pembaca mengetahui apa itu VTP
- Agar pembaca dapat mengkonfigurasi VTP pada Cisco Packet Tracer
VTP yaitu singkatan dari VLAN Trunking Protocol. Jadi materi ini berlanjut ya, kalo sebelumnya udah bahas VLAN dan trunking. Sekarang VTP, sebenernya ini hanya menambah domain pada trunking. Biar jadi rapih.
Lanjut ke konfig yuk.
5. Konfigurasi
Sebelum kita konfig, sebelumnya saya udah pernah bahas di konfigurasi trunk jadi kita nentuin jalur dulu kan, mau lewat atas atau bawah.
Kalo udah nentuin jalurnya, sekarang kita pastikan ke3 switch sudah terpasang mode trunk.




Jadi jalurnya kayak gini niii. Switchport nya disesuaikan yaa.

Karena switch3 jadi perantara, jadi switch3 yang bakal jadi server. Okeh..
” conf t ”
” vtp version 2 ”
” vtp domain azhar.com ”
” vtp password rahasia ”
” vtp mode server “

Switch3 udah jadi VTP dan udah ada domainnya. Sekarang kita ke switch0. Kita jadiin client.
” conf t ”
” vtp version 2 ”
” vtp domain azhar.com ”
” vtp password rahasia ”
” vtp mode client “

Switch2 juga sama dijadiin client.
” conf t ”
” vtp version 2 ”
” vtp domain azhar.com ”
” vtp password rahasia ”
” vtp mode client “

Buat mastiin di setiap switch masukan command :
” sh vtp status “
switch3 sebagai server

Switch0 sebagai client

switch2 sebagai client

Sekarang kita test, dengan cara membuat VLAN pada server, jika konfigurasi benar dan server dengan client saling terhubung. Maka VLAN yang dibuat di server juga muncul pada client.
” conf t ”
” vlan 45 ”
” end ”
” sh vlan br “

Udah kita bikin VLAN di server yaitu VLAN 45. Coba kita cek pada client, apakah akan muncul juga di client?
” sh vlan br “

Dan ternyata ada VLAN 45 pada client tanpa kita membuat VLAN pada client.

Ada kan? ada donggg….
Sekarang kita coba bikin VTP mode transparent, gunanya biar kita bikin VLAN di server, tapi VLAN tersebut ngga ada di clientnya. Caranya?
” conf t ”
” vtp mode transparent “
untuk mengecek bisa menggunakan command :
” do sh run “

Udah kan tuh. Sekarang kita bikin VLAN, seharusnya VLAN ini ngga bakal ada di kedua client. Harusnya si gituuu.. Kan udah pake mode transparent.
” conf t ”
” vlan 48 ” ( vlannya terserah )
” name test_vlan_transparent_mode ” ( namanya terserah )” do sh vlan br “
nah ini hasilnya VLAN yang baru kita bikin.

Sekarang kita cek di switch client. Harusnya sih ngga ada ya. Dan benar bungg…
” sh vlan br “

Coba kita cek di client satu lagi.
” sh vlan br “
Taraaaaa… Gaada..

6. Kesimpulan
VTP ( VLAN Trunk Protocol ) yang gunanya untuk menambahkan domain pada switch yang dijadikan sebagai server, dan 2 client dan juga konfigurasi yang tidak sulit.
Terima kasih sudah membaca artikel ini. Semoga bermanfaat ~
Wassalamu’alaikum.
Penjelasan VLAN dan Penerapannya (CISCO PAKET TRACER)
09.00 |
Postingan ini saya buat untuk memenuhi tugas kedua JARKOM, Dosen Pembimbing Martanto,S.kom.
DEFINISI VLAN:
Vlan adalah suatu teknologi atau protokol tentang pengaturan pemisahan
beberapa broadcast domain (subnet) dalam 1 device atau lebih. Jadi
semisal kita mempunyai beberapa subnet yang sangat banyak, sedangkan
routernya hanya satu, di router tersebut terbatas slot NIC nya. Nah, di
sinilah vlan bisa diterapkan. Daripada membeli banyak NIC atau banyak
router yang malah menghabiskan biaya instalasi dan operasional. Dengan
beberapa subnet yang ingin kita interkoneksikan, namun hanya dengan 1
router dan 1 NIC bisa terjadi dengan penerapan vlan ini. Device yang
mendukung penerapan ini sudah banyak, sebagai contoh router. Semua
dedicated router sudah mendukung fungsi ini.
Itu baru kelebihannya, bagaimana dengan kekurangannya? Kekurangannya
yaitu terdapat pada bandwidth pada interface router tersebut. Misal
interfacenya hanya fast ethernet, maka total semua vlan hanya mendapat
kecepatan <100 mbps. Karena salah satu vlan kecepatannya share dengan
vlan yang lain dengan aggregat bandwidth sesuai jenis NIC.

Mungkin bagi anda yang belum mengerti istilah trunk dan access penjelasannya sebagai berikut.
ACCESS, adalah fungsi yang berguna untuk mengisolasi broadcast domain sesuai ID yang seragam.
TRUNK, adalah fungsi yang berguna untuk menghubungkan beberapa broadcast domain atau vlan ID yang sudah diatur hak aksesnya ke trunking device yang lain. Dalam hal ini switch ke router atau sebaliknya.
Berikut langkah konfigurasi di router via command line interface. Karena kalau lewat config menu, tidak terdapat pilihan untuk konfigurasi virtual interface dan enkapsulasi vlan.
Disini video tutorialnya:
JARKOM: Hierarchy Jaringan
08.36 |
Pengertian Hierarchy Jaringan
HIRARKI WAN
Model jaringan secara hirarkis berguna
sebagai suatu cara untuk mendesain infrastruktur jaringan yang dapat
diandalkan. Model ini menyediakan cara pandang yang bervariasi mengenai
sebuah network, sehingga mempermudah kita dalam mendesain dan membangun
jaringan yang terskala. Model jaringan hirarkis terbagi menjadi tiga
layer, yaitu Core Layer, Distribution Layer dan Access Layer
Core Layer
Core layer memberikan struktur
transportasi yang optimal dan dapat diandalkan dalam meneruskan traffic
pada kecepatan yang sangat tinggi. Dengan kata lain, core layer
menswitch paket data dengan secepat mungkin. Peralatan pada core layer
jangan diberi beban dalam bentuk proses apapun yang dapat menganggu
kecepatan switch paket data dalam kecepatan tinggi, seperti access-list
checking, data encryption, address transation. Core layer dikenal
sebagai backbone antar jaringan yang saling terkoneksi.
Tugas core layer :
- melakukan design jaringan dengan keandalan yang tinggi
- melakukan desain untuk kecepatan dan latency yang rendah
Fungsi dari layer ini adalah :
- mengatur traffic [ traffic switching ] ,
- mengatur kapasitas traffic dan mengirim traffic dengan cepat dan handal.
Device yang digunakan pada layer ini adalah:
- Mesin core.vad.id,BSD Minded dipadukan dengan cisco catalyst L3.
- Router
- Multiplexer
- PBX
Biasanya perangkat pada layer ini menangani jalur backbone utama ke ISP dan jalur internet.
Distribution Layer
Distribution layer terletak diantara
access layer dan core layer dan membantu membedakan core jaringan inti
dengan jaringan-jaringan yang lain. Tujuannya untuk memberikan batasan
definisi dalam daftar akses dan filter lainnya untuk menuju ke jaringan
inti. Maka dari itu, layer ini mendefinisikan aturan-aturan untuk
jaringan, seperti routing updates, route summaries, VLAN traffic, dan
address aggregation.
Fungsi dari distribution layer yaitu :
- Routing (dalam satu autonomous system)
- Filtering (dalam satu autonomous system)
- Service handling
- Mengendalikan konektivitas /policy
- QOS
Tugas dari distribution layer yaitu routing antar layer atau antar subnet VLAN di Access Layer.
Perangkat distribution layer :
- Cisco Catalyst 6509
- Nexus 7000
- ASA 5500
- Switch layer 3
- Firewall
- Router LAN
- Bridge
- Brouter
- VPN Access Router
- Cisco Catalyst 6009 Layer 2 Core.
Access Layer
Access layer menyuplai trafik ke jaringan
dan melakukan network entry control. Para pengguna mengakses jaringan
melalui access layer. Access layer berlaku layaknya “pintu masuk” menuju
sebuah jaringan. Access layer juga dapat melakukan daftar akses yang
didesain untuk mencegah pengguna tak sah untuk dapat masuk. Access layer
juga dapat memberi akses situs jarak jauh kepada jaringan melalui
teknologi wide-area, seperti frame relay, ISDN, atau leased lines. Layer
ini juga mengendalikan akses pengguna dengan workgroup ke sumber daya
Internetwork.Fungsi layer ini melakukan share bandwith,switched bandwith
, MAC Layer Filtering , dan Micro segmentation [NAT/subneting]. Device
yang digunakan adalah
- Cisco 1900 series integrated services router
- Cisco 2900 series integrated services router
- Cisco 3900 series integrated services router
- Cisco 800 series routers

PERANGKAT WAN
Berikut ini adalah perangkat-perangkat dari WAN :
CO [ Central Office ]
CO (Control Operator/Office) bagiann pusat yang mengendalikan/mengatur perangkat perangkat agar bekerja, bagian yang menjadi pusat Penyedia Layanan.CO berfungsi mengendalikan sebuah jaringan atau membagi layanan layanan ketika layanan terjadi.
CPE [ Costumer Promises Equipment ]
Perangkat yang berhubungan dengan aplikasi dan user dan tidak terjadi proses signaling.
DTE [ Data termination Equipment ]
Perangkat yang melewatkan data dari CPE menuju DCE untuk dikonversikan/coding.Berfungsi mengkonversi sinyal yang diterima agar sampai pada user. DTE merupaka sebuah peralatan atau subsistem yang saling berhubungan dengan beberapa peralatan yang melakukan fungsi yang diperlukan untuk memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi. Biasanya, perangkat DTE adalah terminal (atau komputer meniru terminal), dan DCE adalah sebuah modem atau perangkat lain milik operator.
DCE [ Data Communication Equipment ]
Data Circuit Equipment (DCE) adalah perangkat yang terletak antara Data Terminal Equipment dan Data Circuit Transmisi . Hal ini juga disebut peralatan komunikasi data dan operator peralatan data. DCE melakukan fungsi seperti sinyal konversi, coding , dan garis clocking dan dapat menjadi bagian dari peralatan DTE.
Contoh perangkat – perangkat yang terdapat pada CO,CPE,DTE,DCE :
- DTE Device : – Terminal ( PC, Laptop, Client PC, dll )
- DCE Device : – Hub, Switch, Modem, dll
- CPE Device : – Telepon, ADSL Modem
- CO Device : -ISP
Langganan:
Komentar (Atom)













